Friday, February 25, 2000

HMKSN 1978

HARI MINGGU
KITAB SUCI NASIONAL
1978

Ibadat Sabda untuk Lingkungan /Wilayah.

FIRMAN TUHAN DAYA HIDUP KITA.

Catatan:
Buku kitab suci hendaknya diletakan ditempat khusus.
Baik juga dibawa masuk ruang dengan perarakan.

Ibadat sabda ini dapat dipergunakan sepanjang bulan September.
Nyanyian-nyanyian hendaknya disesuaikan dengan keadaan setempat.


01. NYANYIAN pembukaan -- lihat lampiran.

02. PENGANTAR.

P. (pemimpin): Saudara-saudara seiman, Dalam rangka merayakan MINGGU KITAB SUCI NASIONAL tahun ini, kita ingin memusatkan perhatian pada "Firman Tuhan sebagai daya kekuatan hidup kita." Ini berarti: kita mengimani bahwa Firman yang disabdakan Tuhan mampu mempengaruhi hidup kita, memberikan semangat, kekuatan, ketabahan, gairah dan kegembiraan.
Dalam Ibadat Sabda ini ingin kita tanamkan dalam hati keyakinan ini: bahwa kita dapat merubah, memperkaya, menyempurnakan hidup kita bila kita mendengarkan, merenungkan dan mengamalkan Firman itu. Sebagai persiapan marilah kita sesali sikap kita selama ini, yang tidak begitu memperhatikan Firman, tidak banyak menggunakan, bahkan sering bersikap acuh tak acuh terhadapnya.

HENING SEJENAK.

03. PERNYATAAN TOBAT.

P. Ya Tuhan, Allah dan Bapa kami, kami mengakui kerap kali kami tidak begitu memperhatikan sabda Bapa. Bahkan bersikap acuh tak acuh, bilamana itu disodorkan kepada kami. Tuhan kasihanilah kami.
U. Tuhan kasihanilah kami.

P. Betapa sering kami lebih menghargai kata dan ucapan manusia, lebih takut dan menghormatinya dari pada Sabda Tuhan sendiri. Kristus kasihanilah kami.
U. Kristus kasihanilah kami.

P. Hati kami sering membeku, dingin dalam mendengarkan Sabda kehidupan, yang dibacakan dan diwartakan bagi kami. Tuhan Kasihanilah kami.
U. Tuhan kasihanilah kami.

P. Semoga Tuhan mengampuni kesalahan dan kelalaian kita, serta menganugerahi kita cinta yang menyala terhadap sabdaNya,
U: Amin.

04. PEWARTAAN PERTAMA.

P. Saudara-saudara sekalian,

Marilah sekarang kita mendengarkan dengan seksama sabda Tuhan. Sesudah pembacaan nanti, kita sejenak merenungkan dan meresapkannya dalam hati.

L. (lektor): Kutipan surat rasul Paulus yang kedua kepada Timotius, bab 3 ayat 14 sampai 17.

"Saudara, hendaklah engkau tetap berpegang pada ajaran-ajaran yang benar, yang sudah diajarkan kepadamu dan yang engkau percayai sepenuhnya; sebab engkau tahu siapa guru-gurumu.
Engkau harus ingat, bahwa sejak kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci. Kitab Suci itu dapat memberikan kepadamu;
pengertian untuk mendapat keselamatan, melalui percaya kepada Yesus Kristus.
Semua yang tertulis dalam Kitab Suci, diilhami oleh Allah, dan berguna untuk mengajarkan yang benar, untuk menegur dan membetulkan yang salah, dan untuk mengajar manusia, supaya hidup menurut kemauan Allah.
Dengan Kitab Suci itu orang yang melayani Allah dapat dilengkapi dengan sempurna untuk segala macam pekerjaan yang baik."
Demikianlah bacaan yang pertama.
Sekarang sejenak kita renungkan.

05. NYANYIAN antar bacaan-lihat lampiran.

06. PEWARTAAN KEDUA.

P. Saudara-saudara sekalian, bahwa sabda Allah sungguh berdaya dan berkekuatan, kita lihat dalam kutipan Injil berikut ini.

Kutipan dari Injil Markus bab 1 ayat 21-28.
"Pada waktu itu mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu, didalam rumah ibadat itu ada seorang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:
"Apa urusanMu dengan kami, hai Yesus orang Nazareth? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah" Tetapi Yesus menghardiknya kataNya: Diam, keluarlah dari padanya! Roh jahat menggoncang-ngoncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintahNya dan mereka taat kepadaNya" Lalu dengan cepat tersebarlah kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh daerah Galilea".
Demikianlah kutipan Injil Suci .

07. HOMILI atau RENUNGAN.-lihat lampiran.

08. NYANYIAN bersama -lihat lampiran.

09. DOA BERSAMA.

P: Marilah kita memanjatkan doa-doa kita kepada Allah yang mahabaik. Tuhan, Bapa kami yang mahakasih. Kami mengucap syukur karena Bapa memanggil kami, umat ini untuk berkumpul sekeliling sabdaMu. Perkenankanlah kami sekarang menghaturkan doa-doa ini kehadirat Bapa.:

L: Semoga FirmanMu dalam Kitab Suci, diwartakan, didengarkan, diterima dan dihayati oleh semakin banyak penduduk negara kami. Kami mohon............................
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L: Semoga keluarga-keluarga kami semakin berminat membaca dan merenungkan Kitab Suci, sehingga FirmanMu menjadi santapan harian bagi seluruh kaum beriman di tanah air kami. Kami mohon.............................
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L: Semoga firmanMu yang mempunyai daya kekuatan, memberi daya dan kekuatan pula kepada kami, dalam usaha kami hidup sesuai kehendakMu, juga kepada saudara-saudara yang sedang tertimpa kemalangan dan penderitaan. Kami mohon........................
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L: Semoga Tuhan memberkati semua orang yang secara langsung dan tidak langsung berjasa menyediakan Kitab Suci dalam bahasa kami. Kami mohon............................
U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

(Jika masih ada waktu dan kemungkinan, pemimpin menyilahkan hadirin untuk mengucapkan doa spontan)

P: Tuhan yang mahabaik, usaha manusia manapun juga tidak dapat berhasil tanpa rahmat karuniaMu. Kami percaya, bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kami, dalam usaha untuk semakin mengenal dan mencintai firmanMu dalam Kitab Suci. Sebab firman itu adalah kasih, sebagaimana Tuhan sendiri kasih adanya. Terpujilah Tuhan sepanjang segala masa. Amin.

10. NYANYIAN Penutup.

P: Untuk mengakhiri Ibadat ini, marilah kita lambungkan madah pujian (lihat lampiran.)

11. PENUTUP.

P: Demikianlah saudara-saudara ibadat kita hari ini. Semoga firman Tuhan yang kita rayakan, kita dengarkan dan renungkan bersama, memberi kekuatan dan daya kepada kita untuk hidup sesuai kehendak Tuhan. Dan semoga berkat Tuhan turun atas kita sekalian. Atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin.

A.S.Hadiwiyata.

=========================================

BAHAN HOMILI.

"Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa"
(Markus 1:22)
Saudara-saudara sekalian,


01. Seringkali kita kagum, orang dapat mengucapkan pidato yang bagus-bagus, sambutan-sambutan yang memikat. Juga kita kagumi kepandaian orang membuat singkatan, slogan, semboyan yang enak didengar, yang menarik seperti KIK, KISS, SIXON dll. Juga kita kagumi mereka-mereka yang dapat mengucapkan janji-janji, kesanggupan-kesanggupan yang memberi harapan. Namun selebihnya itu? Kita sering merasa kecewa. Keadaan yang nyata tidak berubah, tidak bertambah baik. Banyak janji, kesanggupan, rencana diatas kertas. Maka seringkali kita buru-buru mematikan televisi atau memindahkan gelombang radio, bila kita dengar ada bapak ini atau ibu itu berpidato. Karena kita sudah merasa sebelumnya, bahwa keadaan tidak akan bertambah baik Juga karena kita tahu alangkah banyak bedanya, antara apa yang terucap dan apa yang terlihat.

02 Saudara-saudara sekalian, Sewaktu mendengar kutipan Injil tadi, kita juga kagum atas kehebatan Yesus. Beliau memasuki tempat ibadah, untuk berdoa seperti orang-orang lainnya. Beliau melihat seorang yang sudah lama kerasukan setan. Sanak saudara orang itu membawanya ke tempat ibadat. Siapa tahu, mungkin ada Rabbi, atau guru agama, yang dapat memohonkan kesembuhan baginya. Dan ternyata harapan mereka tidak sia-sia. Bahkan apa yang terjadi benar-benar mengherankan. Hanya dengan satu kalimat saja, Yesus dapat menyembuhkan dan membebaskan si orang dari penderitaannya. Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya. Mereka dengar apa yang diajarkan Yesus. Mereka dengar apa yang Ia ucapkan, dan mereka nilai: perkataanNya sungguh bernilai, berwibawa, berbobot. Bahkan lebih daripada itu. Apa yang Beliau katakan, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang yang mendengarkanNya. Dapat menghibur, memberi harapan, menyembuhkan, membesarkan hati. Dapat membetulkan, memarahi. Singkatnya: sabda Beliau sungguh berdaya dan berkekuatan. Tepat seperti sabda Allah pada penciptaan dunia. Dengan bersabda: Jadilah bumi! Maka bumi pun ada. Jadilah terang! maka matahari, bulan dan bintang-bintangpun tercipta. Ada kita di dunia ini juga karena Allah menghendaki dan mencipta dengan sabdaNya

03. Saudara-saudara sekalian,

Kita yang terkumpul sekarang ini ingin disentuh, ingin disapa oleh sabda atau firman Allah. Kita ingin dipengaruhi oleh firman, yang menjadi sumber kekuatan kita. Kita ingin agar sabda itu benar-benar menyemangati kita, benar-benar menjadi dasar dan pedoman hidup kita sehari-hari.
Itulah sebabnya, dengan tekun dan tabah kita berusaha memahami sabda itu. Dengan sabar dan tidak kenal putus asa kita korek-korek firman Tuhan, agar kita dapat mengambil manfaat dan kegunaan bagi hidup kita sehari-hari.
Kita sudah memiliki kitab suci. Namun ini belum cukup. Masih harus dilengkapi dan disempurnakan dangan cara: memanfaatkan kitab suci itu. Hidangan yang tercantum di dalamnya minta, agar kita santap dan memanfaatkannya. Hanya dengan cara demikian kitab suci itu berguna bagi kita. Dan benar-benar menjadi sumber daya hidup kita. Amin

II. PENGANTAR.

Untuk menghangatkan HARI MINGGU KITAB SUCI NASIONAL kiranya diperlukan bahan persiapan, atau bahan tindak lanjut yang dapat memberikan sekedar inspirasi. Dalam brosur ini kami sediakan dua macam bahan, yang dapat digunakan di lingkungan/wilayah/kring/stasi.

01. Lima seri pertemuan yang bertemakan sekitar Peranan Sabda dalam hidup kita.

Agar penggunaannya sungguh mengena, perlu diperhatikan catatan di bawah ini:

bagian A : merupakan kutipan dari kitab suci sebagai tema pokok yang akan diulas lebih lanjut.
bagian B : bahan Inspirasi, sesudah naskah kitab suci dibaca dan direnungkan lebih dulu, baik secara perseorangan maupun secara berkelompok. Jika naskah ingin dibicarakan bersama, bahan ini dapat membantu memahami teks.
bagian C : memberikan orientasi maknanya untuk masa kini. Kutipan memang berbicara pada masa lalu, tetapi maknanya tetap berharga bagi kita, karena sabda itu mempunyai kesinambungan dalam hidup iman.
bagian D : diusulkan proyek kecil yang dapat dikerjakan baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.
bagian E : usul untuk karya pribadi untuk mengendapkan pengalaman yang didapat. Ini merupakan tindak lanjut dari pendalaman iman lewat Kitab Suci.

02. Beberapa saran/usul untuk kegiatan wilayah untuk mendekatkan Sabda Tuhan dengan anggota wilayah/keluarga.

Semoga ini dapat bermanfaat untuk perkembangan iman.

Penyusun: Staf LBI.

=========================================

I. LIMA SERI PERTEMUAN.

01. SABDA YANG MENYATAKAN.

A. Bacaan : Dari kitab Keluaran 3:13-20.

B. Inspirasi: Kitab Keluaran menceritakan pengalaman bangsa yang berkat karya agung Allah dibebaskan dari perbudakan. Pengalaman yang disinari terang iman itu disusun untuk mengingatkan kembali bangsa tersebut dalam perjuangan iman secara konkrit. Tokoh yang hidup masa itu - Musa - menjadi pengikat persatuan iman itu, dalam buku Keluaran menjadi tokoh pembina bangsa yang tiada taranya. Panggilannya direnungkan dalam bagian ini.

1) Pada waktu Musa menyadari panggilannya dalam hidup, ia begitu terlibat dengan masalah perbudakan bangsanya di Mesir - bdk Keluaran 2:11-15 - yang menggelisahkan dan menyakitkan hatinya. Pembebasan bangsa itu harus diusahakannya. Tetapi itu tidak mungkin tanpa kekuatan yang luar biasa, tanpa bimbingan dari Allah.

2) Panggilan Musa di hadapan Allah - yang dikisahkan disini - memberi bentuk dan menerangkan tugasnya. Musa sadar bahwa pada dasarnya cita-cita yang murni bagi bangsa adalah panggilan ilahi. Bdk Keluaran 3:1-8. Allah bersabda - menyatakan kehendakNya - lewat repelita hidup yang mengejutkan, lih Keluaran 9:23-29; Mazmur 18:14; 29:3-9. Allah yang maha agung - maha dahsyat itu - membiarkan Musa hidup di hadiratNya, karena Ia menghendakinya sebagai pengantara bangsa.

3) Sabda Allah memang menyatakan kehendakNya - dan ini ada akibatnya. Manusia mampu membedakan Sabda ini dengan kata manusiawi lainnya. Dapat membaca sabda itu berkat panggilan dan kekuatan yang diberikan oleh Tuhan. Bahkan manusia mampu melaksanakan kehendak itu. Musa sendiri melaksanakan kehendak Allah itu:
  • ia membebaskan bangsanya
  • mengantar mereka ke tanah baru, yang dijanjikan Allah
4) Sabda Allah yang menyatakan perutusan bagi Musa juga menyatakan siapa sebetulnya yang mengutus. Allah menyebutkan suatu Nama: Dia yang ada: Nama ini menunjukkan hakikat, ciri dari Allah sendiri. Nama ini juga berarti rangkap:
  • ia seharusnya demikian
  • ia akan tetap demikian
Allah yang menyatakan namaNya tetap merupakan suatu misteri: rahasia Dia yang memanggil dalam kehidupan ini dan rahasia Dia yang menjadi akhir kehidupan ini. Bakat dan nilai hidup kita terletak pada Nama tersebut.

C. Aktualitas : masa kini pun Tuhan tetap merupakan misteri bagi kita. Misteri ini dialami dalam alam, dalam peristiwa-peristiwa hidup yang terus menerus terjadi. Baik sederhana maupun yang istimewa, yang agung maupun yang tragis. Misteri itu bagi seorang kristen juga nyata dalam sabda Yesus Kristus.

Baiklah kita bertanya:
  • Kapankah misteri Allah itu mengejutkan kita? Memanggil kita untuk terus berusaha dan berpartisipasi bagi sesama?
  • Kapan sabda Tuhan yang menyapa dalam alam dan dalam diri sesama, juga menyatakn sesuatu tugas bagi kita untuk berbuat sesuatu?
  • Sabda itu mempunyai arti bagi diriku sendiri, atau juga mempunyai arti bagi orang lain juga?

D. Proyek kecil untuk mendalami: membuat KOLASI
  1. Coba kita kumpulkan gambar-gambar dari guntingan majalah yang berisi peristiwa-peristiwa yang mengesankan. Dapat berwujud berita-berita. Pilihlah beberapa yang berarti.
  2. Pilihlah dari ayat-ayat di atas yang memberi makna bagi peristiwa masa kini, dalam bentuk judul-judul.
  3. Dapat dijadikan bahan renungan atau pembicaraan, atau ditempelkan pada papan yang dapat dibaca orang lain.
E. Proyek pribadi

- kita susun sebuah doa, mohon peka terhadap panggilan Allah yang bergema dan menyapa serta memberi tugas bagi kehidupan kita sehari-hari.

---------------------------------------------------------

02. SABDA YANG MENCIPTA

A. Bacaan : dari kitab Kejadian 1:1 - 2:22

B. Inspirasi: Penyusun kisah ini memiliki tradisi dan gambaran tertentu mengenai keterlibatan Allah dalam sejarah kehidupan manusia.
Penulis tidak menjelaskan apakah arti penciptaan, tetapi menunjukkan karya dinamis Allah dan tanggung jawab seluruh makhluk - khususnya manusia - dalam tata ciptaan itu.
Allah bersabda - dan segalanya ada. Ucapan sabda yang kuasa dan mampu menciptakan sesuatu.

1. Sabda Allah yang kreatip itu mengalahkan kekalutan, kekacauan, kegelapan, bdk Yesaya 40:1-8; 43:16-20; Yohanes 1:5. Sabda Allah dulu tidak hanya menciptakan, tetapi juga menyelamatkan, bdk Mazmur 104:5-9; Yesaya 51:9-10; Wahyu 20:1-13. Sabda yang menciptakan memang sama dengan sabda yang mencintai, yang menyelenggarakan keselamatan manusia; kendati manusia gagal kadang-kadang.

2. Sabda Allah yang menciptakan itu juga sabda yang meminta tanggung jawab. Semua yang ada adalah jawab atas sabda itu semua yang ada tergantung dari sabda itu.

3. Manusia sebagai "gambaran" Allah juga ikut serta dalam "menciptakan". Ia mengolahnya, menggarapnya agar dapat memberikan hasil yang melimpah.

4. Sabda itu tetap bertahan, juga bila manusia gagal dalam menjawab. Dengan sabdaNya Allah mencipta, yang berarti juga membangun kehidupan ini.

5. Sabda yang menciptakan juga sabda yang menilai, mengadili. Apa yang dikerjakan Allah memang baik adanya. Manusia yang hidup inilah yang pada akhirnya harus mengusahakan agar tata-penciptaan ini tetap baik adanya. Manusia akan dinilai, apakah melaksanakan tugas ini atau tidak.

Aktualisasi: bagi dunia abad tehnologi ini nampaknya sabda yang mencipta tidak bermakna. Betulkah demikian?. Betulkah yang mencipta segalanya adalah tehnik?, kepandaian manusia?. Kita perhatikan:
  • Sabda/kata yang menimbulkan gairah dan keberanian hidup;
  • Sabda/kata yang menyampaikan rasa cinta yang sanggup menggetarkan hati;
  • Sabda/kata yang kuasa, dari hakim, penguasa, pedagang, kaum politisi. Kalau kata-kata manusia sudah demikian kreatip, kita dapat bertanya: dari manakah sumber kreatip dan kekuatannya itu?. Dari dirinya sendiri, atau dari sumber lain?. Apakah itu bukan ikut mengambil bagian dari kekuatan sabda yang mencipta?.

D. Proyek kecil: Kita MEMBUAT SEMBOYAN.
  1. Kita baca kutipan di atas dengan tenang dan seksama, sambil merenungkan pesannya.
  2. Kita rumuskan satu atau beberapa semboyan yang mengungkapkan inti pesannya dan yang menggambarkan, bahwa Sabda menumbuhkan kekuatan untuk hidup dan berjuang.
  3. Kita bandingkan semboyan ini dengan ciptaan teman-teman lain kemudian mencoba membicarakan makna dan maksud semboyan itu.
  4. Berdasarkan semboyan-semboyan itu kita dapat mengungkapkan pengalaman iman kita (sharing).

E. Proyek pribadi: Kita refleksi masing-masing
  • Apa pengaruh Sabda dalam diri kita sendiri?.
  • Apakah kita menanggapinya? Bila ya, bagaimana caranya?.
  • Bagaimana kita dapat memberi kesempatan bagi Sabda Tuhan agar tetap berkarya dalam hidup kita?.
----------------------------------------------------------

03. SABDA YANG "BERTUAH"

A. Bacaan : dari kitab nabi Yesaya 55:10-11


B. Inspirasi : Dua ayat di atas terdapat dalam konteks akhir kitab Deutero-Yesaya. Dalam ayat berikutnya, 11-13, berkumandanglah nada harapan yang diserukan karena orang boleh kembali dari pengasingan dan pembuangan. Dua ayat itu untuk menutup bagian ini.

Sedangkan ayat-ayat sebelumnya berkisar pada dua pokok: Yesaya 55:1-5 mengajak orang agar mengikuti pesta perjanjian baru. Yesaya 55:6-11 mewartakan pengharapan asalkan orang mau bertobat, Allah tentu mau menganugerahkan kesempatan.

Kita memperhatikan ayat 10-11.

1. Misteri sabda Allah. Sabda Allah memang merupakan misteri, yang perlu dirumuskan terus-menerus. Sabda itu dialami, dirasakan, disadari, namun bila harus dirumuskan hanya sebagian saja yang terumuskan. Kita tidak pernah dapat menangkap misteri Sabda ini secara tuntas.

2. Sabda Allah yang terdengar dan nampak dalam peristiwa-peristiwa kehidupan, memperlihatkan kekuatan seperti hujan yang membasahi bumi dan menyuburkan tanah, begitu juga sabda Allah membuat subur kehidupan kita.

3. Umat terpilih mengalami sabda Allah yang berkarya secara gemilang dalam sejarah hidup mereka. Allah berjanji. Dan beliau menyelenggarakan maksud dan niatNya dengan gigih dalam sejarah bangsa itu. Allah menyelamatkan bangsa pilihan, membuat mereka subur dan berbuah.


C. Aktualisasi: bagi dunia kita masa kini nampaknya sabda/kata yang bertuah, janji yang ditepati, cara bicara yang jujur, bukan zamannya lagi. Dirasakan sebagai basa basi belaka.

Betulkah kita tidak membutuhkan sabda yang berbobot, bernilai yang mengandung realita?. Betulkah manusia masa kini hanya bisa omong kosong belaka? Kalau kita mau dipercaya, bukankah kata-kata kita harus berisi, harus nyata?. Kalau hidup bersama mau berharga, bukankah setiap pembicaraan kita mendatang akan bahagia bagi sesama?.

D. Proyek kecil: MEMBUAT IKLAN.
  1. Kita coba membuat sebuah iklan pendek, menarik yang mengungkapkan bahwa sabda Allah bermutu, menjawab kebutuhan, membangun harapan.
  2. Kita bandingkan iklan kita ini dengan hasil ciptaan teman yang lain. Mana yang lebih berbicara dan berbobot?.
  3. Kita renungkan bersama iklan-iklan itu.

E. Proyek pribadi:

Kita amat-amati lingkungan kita, dimana orang masih percaya akan sabda yang bertuah, seperti mantera, jopa-japu, ilmu klenik, pedukunan dll. Bandingkan itu.

----------------------------------------------------------

04. SABDA YESUS MENGUBAH KEHIDUPAN.

A. Bacaan: Dari Injil Yohanes 5:1-17.

B. Inspirasi: Bacaan Yohanes bab 5 mempunyai pembicaraan tentang karya Yesus yang menampilkan perwahyuan dari Bapa.
perhatianNya terhadap manusia. Bapalah yang berkarya. Pekerjaan Yesus merupakan ungkapan perhatian Bapa terhadap manusia. Tindakan Yesus menimbulkan harapan, bahkan mengubah hidup seseorang. Disini manusia mengalami, jika ia berhubungan dengan Allah, terbukalah baginya kemungkinan baru, untuk hidup lebih baik dan lebih bahagia

Untuk menyadarkan pesan warta ini, baiklah kita tanyakan beberapa hal:
  • Apakah peranan orang lumpuh dalam kisah ini?.
  • Bagaimana sikap si lumpuh terhadap kemungkinan penyembuhannya?.
  • Manakah motivasi usahanya?
  • Apakah yang ditawarkan Yesus kepadanya?
  • Apakah arti sabda Yesus bagi perjuangan si lumpuh selanjutnya?.
Berdasarkan persoalan diatas, dapat direnungkan:
  1. Inisiatip dalam hidup manusia datang dari Allah;
  2. Bukan perhitungan manusiawilah yang menjadi inti hidup, yang berakibat manusia berani mengubah diri, melainkan pengalaman akan karya Allah yang ...?
  3. Allah mensucikan Sabat dengan sabda dan karyaNya.
  4. Yesus yang berjanji lebih bernilai dari apa yang dijanjikan.

C. Aktualisasi: betulkah sabda mengubah hidup? Sukar menjanjikan sesuatu masa sekarang ini. Banyak hal tidak pasti, Tetapi sabda/kata masih dapat menggetarkan hati.
  1. Bagaimana hati tidak bergetar mendengarkan ratapan mereka yang ditimpa sengsara?.
  2. Bagaimana kita tidak tergerak hati melihat penderitaan sesama, yang mengaduh dan mengeluh keberatan beban?.
  3. Bukankah kata-kata itu mengajak berbuat sesuatu?. Mengubah cara hidup dan cara berpikir kita.
D. Proyek kecil: "MEMBUAT CATATAN PERISTIWA.
  1. Kita kumpulkan beberapa gambar mengenai peristiwa yang mengesankan;
  2. dari antaranya kita pilih yang paling mengesankan;
  3. Berikan teks dibawah gambar tersebut,yang mengungkapkan suatu harapan atau sapaan terhadap mereka yang melihatnya?.
  4. Kita bandingkan dengan penemuan teman lain dan kita bandingkan dengan teks Injil sendiri.

E. Proyek pribadi:

Refleksi diri atas pengaruh sabda Tuhan bagi kehidupan kita sendiri. Sabda manakah yang sanggup mengubah cara berfikir dan cara hidup kita?. Atau mungkin kita tidak berani menanggung resiko untuk mengubah diri kita ?.

----------------------------------------------------------

05. SABDA YANG MENYEMBUHKAN.

A . Bacaan : Dari Injil Markus 1:40-43.

B. Inspirasi: Peristiwa ini menggambarkan kekuatan sabda Yesus yang dapat menghibur dan menyembuhkan.

1. Yesus menaruh belaskasihan kepada penderita itu. Baik karena penyakitnya yang mengerikan, juga karena ia diasingkan dari pergaulan biasa, dijauhkan dari masyarakat. Dengan sabdanya Yesus menyembuhan sakitnya. Ini merupakan suatu anugerah hiburan yang tak ternilai; karena berarti juga semangat dan gairah hidupnya muncul kembali, harga dirinya tumbuh dan keberaniannya pulih.

2. Namun Yesus menghargai peraturan yang ada. DiperintahkanNya agar orang itu menghadap yang berwajib dan memenuhi tuntutan hukum. Dengan sabdaNya itu Yesus juga menyembuhkan hubungan antara si penderita dengan masyarakat sekitarnya, hingga tidak lagi merasa terasing dan tersisihkan.

3. Terasa aneh, bahwa Yesus memerintahkan agar orang tersebut merahasiakan pengalamannya, jangan menceritakan kepada siapapun. Apa maksudnya?.
  • Apakah tujuan Yesus memerintahkan demikian?.
  • Supaya orang itu mengendapkan sabda Yesus?. membiarkannya agar merasuk dan berkarya dalam jiwanya?.
  • Hanya untuk menghindari salah paham saja?.

C. Aktualisasi: Pada masa kini hubungan sesama, yang disebut juga "solidaritas" sangat dihargai orang. Dalam iklim solidaritas demikian orang dapat berbagi kesukaan, penderitaan dan perhatian. Orang dapat saling menghibur, membesarkan hati. Dapat juga saling menyembuhkan luka-luka kenangan masa lalu yang mungkin penuh dengan kebencian dan permusuhan. Dalam hidup yang dijiwai solidaritas, sabda kata dapat menyampaikan kebahagian. Sejauh itukah keadaan yang menyangkut diri kita? Ataukah mungkin kata yang keluar dari mulut kita menghasilkan yang sebaliknya: yang merusak dan melukai orang? Bahkan mematikan semangat dan gairahnya?

D. Proyek kecil : MENULIS SEPUCUK SURAT
  1. Kita coba menulis sebuah surat yang berisi penghiburan bagi seseorang yang sedang dipenjara, atau lama menderita sakit.
  2. Kita bandingkan hasilnya dengan hasil karya teman lain: mana yang lebih kuat motivasinya? yang lebih mengena dan sampai pada sasaran, tanpa tenggelam pada basa-basi belaka?

E. Proyek pribadi: kita refleksikan pengaruh sabda Yesus dalam di dalam diri kita, sejauh mana itu menyembuhkan hati. Apakah kata-kata kita juga sanggup membri hiburan, kesembuhan? Manakah niat konkrit yang ingin kita jalankan?

St.Darmawijaya

========================================

II. SARAN/USUL UNTUK KEGIATAN LAIN

A. Mempergunakan kesempatan-kesempatan pertemuan yang sudah lazim misalnya: doa-doa, arisan dll diisi dengan:

1. Bacaan dari Kitab Suci dan renungan sendiri-sendiri
  • secara tenang dan jelas dibacakan kutipan KS (biasanya dari Injil disesuaikan keadaan warga)
  • kemudian para hadirin diberi kesempatan untuk merenungkan sendiri-sendiri secara pribadi.
  • sebelum pembacaan dimulai, hendaknya pemimpin mengumumkan "nanti sesudah pembacaan, hadirin diberi kesempatan untuk mengadakan renungan sendiri-sendiri. Mohon agar memperhatikan bacaan ini. Ini supaya hadirin lebih memperhatikan bacaan.
  • ada baiknya hadirin diberi petunjuk, apa yang harus direnungkan dan bagaimana merenungkannya. Misalnya ditambah penjelasan: "Untuk memudahkan renungan ini, kita dapat bertanya kepada diri sendiri: - apa yang dikatakan tentang Tuhan di sini?
  • adakah sesuatu pedoman bagi hidupku, sesuatu perintah, teladan?
  • tema-tema untuk kutipan dan renungan dapat menggunakan pokok-pokok dalam seri di atas, yaitu: Keluaran 3:13-20 (sabda yang menyatakan), Kejadian 1:1-2:22 (sabda yang menciptakan) Yesaya 55:10-11 (sabda yang "bertuah"), Yohanes 5:1-17 (Sabda yang mengubah kehidupan), Markus 1:40-45 (sabda yang menyembuhkan).
Dapat juga mengambil kutipan-kutipan yang berhubungan dengan hari raya Gerejani seperti: Advent, Natal, Tiga Raja, Puasa, Sengsara Kristus, Paskah, Pantekosta, Kristus Raja, dll. Cara lain: mengambil salah satu Injil (misalnya Markus) dan setiap pertemuan dikutipkan satu perikope.
Kiranya Pastor atau seksi dari Dewan Paroki (pastoral/katekese/pembinaan iman/dll) dapat menolong memberikan bahan atau petunjuk.

- Waktu renungan hendaknya jangan terlalu lama, tetapi juga jangan terlalu pendek/singkat.

2. Bacaan dari Kitab Suci dan renungan terpimpin.
  • Dibacakan kutipan KS dengan tenang, jelas, perlahan-lahan yang sebelumnya sudah dipersiapkan terlebih dahulu.
  • Sesudahnya hening sejenak, lalu dibacakan renungan singkat sebagai penjelasan singkat dan ringan atas kutipan, bagaimana kita dapat menghayati kutipan tersebut.
  • Renungan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu ini, hendaknya juga dibacakan dengan tenang dan jelas
  • Tema-tema dapat melihat no 1 diatas.
  • Bahan renungan dapat memakai buku "Santapan Harian" yang diterbitkan oleh Persekutuan Pembaca Alkitab, atau dari buku "Bahan Pertemuan Kitab Suci untuk Lingkungan/Wilayah" yang disiapkan oleh LBI.

3. Bacaan Kitab Suci dan saling menukar kesan(sharing).
  • Pelaksanaan hampir sama dengan bagian 1 dan 2 di atas.
  • Hanya sesudah renungan sendiri-sendiri, hadirin diberi kesempatan untuk mengemukakan kesan-kesannya, mengenai kutipan tadi.
  • Baik kalau kesempatan pemberian kesan-kesan ini juga diumumkan terlebih dahulu, supaya hadirin dapat mempersiapkan diri. Dapat pula sebelumnya pemimpin meminta beberapa orang untuk menyiapkan kesan-kesannya. Ini gunanya untuk memancing yang lain
  • Kesan-kesan ini tidak memerlukan jawaban/bantahan atau koreksi dari yang lain, karena maksudnya saling menukar apa yang menurut saya paling mengesankan. Juga meskipun kesan yang satu mungkin tidak sesuai, bahkan bertolak belakang dengan kesan orang lain.

4. Doa rosario dan bacaan Kitab Suci.
  • Dapat pula kita menggabungkan doa Rosario dengan membacakan kutipan-kutipan dari Injil yang sesuai dengan "Peristiwa-peristiwa "dari doa Rosario yang ingin kita renungkan.
  • Caranya: Sebelum didoakan sepuluhan Salam Maria, dibacakan kutipan yang bersangkutan. Untuk menghindari kebosanan, baik juga tidak setiap sepuluhan Salam Maria diberi bacaan. Kali ini dan bacaan, lain kali tiga bacaan yang lain.
  • Bahannya: Sebagai contoh diberikan kutipan-kutipan yang dapat dipergunakan. Dapat juga memakai kutipan-kutipan yang lain, asalkan sesuai dengan susunan peristiwa yang bersangkutan.
A. Peristiwa-peristiwa Gembira.
  1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel: Kutipan dari Lukas 1:26-38.
  2. Maria mengunjungi Elisabeth saudaranya. Kutipan dari Lukas 1:39-45.
  3. Yesus dilahirkan di Betlehem. Kutipan dari Lukas 2:1-20.
  4. Yesus dipersembahkan dalam bait Allah. Kutipan dari Lukas 2:22-35.
  5. Yesus ditemukan dalam Bait Allah. Kutipan dari Lukas 2:41-50.

B. Peristiwa -peristiwa sedih.
  1. Yesus berdoa kepada BapaNya disurga dalam sakrat maut. Kutipan dari Matius 14:32-42.
  2. Yesus didera. Kutipan dari Markus 15:1-15.
  3. Yesus dimahkotai duri. Kutipan dari Markus 15:16-20.
  4. Yesus memanggul salib kegunung Kavari. Kutipan dari Markus 15:20b-32.
  5. Yesus wafat disalib. Kutipan dari Markus 15:33-39.

C. Peristiwa-peristiwa Mulia.
  1. Yesus bangkit dari mati. Kutipan dari Matius 28:1-8
  2. Yesus naik kesurga. Kutipan dari Matius 28:16-20
  3. Roh Kudus turun atas para Rasul. Kutipan dari Kisah Para Rasul 2:1-13.
  4. Maria diangkat kesorga. Kutipan dari Lukas 1:46-51.
  5. Maria dimahkotai disurga. Kutipan dari Lukas 1:52-55.

B. Mengadakan kesempatan.

1. Pentahtaan Kitab Suci dalam Keluarga.
  • Untuk menanamkan kesadaran, bahwa kehidupan Katolik hendaknya berpusat pada penghayatan firman Allah.
  • Untuk mendorong pemakaian Kitab Suci dalam lingkungan keluarga, untuk bacaan pribadi doa malam, atau waktu ada pesta keluarga.
Intronisasi Kitab Suci dapat diadakan:
  • Waktu pemberkatan rumah: Ada kebiasaan keluarga, Katolik memintakan berkat pastor untuk rumah yang ditempati, juga meski rumah sewa/dinas/kontrakan.
  • Waktu menerima giliran pertemuan sembahyangan wilayah/lingkungan
  • Waktu keluarga memperingati ulang tahun perkawinan atau mengadakan reuni keluarga.

2. Perlombaan-perlombaan.

Akhir-akhir ini pesta-pesta Natal, Paskah, Pelindung paroki, dll diselenggarakan oleh wilayah/lingkungan. Kecuali malam ramah-tamah, baik diadakan perlombaan yang ada kaitan dengan kerasulan Kitab Suci. Misalnya:

a. Lomba membaca: membacakan Kitab Suci dengan cara yang baik dapat dimengerti, ditangkap. Kecuali untuk menarik minat, juga kalau sewaktu-waktu ada giliran membacakan dalam upacara di paroki, sudah ada tenaga pembaca yang terlatih baik.
Sebaiknya dibagi dalam golongan-golongan sesuai tingkatan umur atau pendidikan. Misalnya untuk anak-anak, muda-mudi bapak-ibu, dll. Atau SD, SLTP, SLTA, per wilayah/rayon dll. Sebaiknya sebelum perlombaan diberitahukan segi mana saja yang akan dinilai, misalnya: Artikulasi, penghayatan, kejelasan, variasi suara, penampilan dll.

b. Kwis berhadiah: Berwujud teka-teki, atau tebak cermat sekitar Kitab Suci. Sebaiknya pertanyaan-pertanyaan mendorong peserta untuk membalik-balik buku Kitab Suci, bukan hanya sekedar hafalan atau pengetahuan umum, melainkan terarah.
Contoh: Jika membaca Injil Matius 5:1-12 beberapa kali ditulis kata "Berbahagialah" dimana terjadi kisah dalam kutipan ini?. dll.
Kwis dapat berlangsung secara lisan langsung dapat secara tertulis dengan hadiah-hadiah yang sederhana sumbangan dari sponsor paroki.

c. Membuat poster: Mengambil tema dari kisah, cerita atau kutipan dari Kitab Suci. Kecuali untuk menggali bakat terpendam, juga untuk merekam penangkapan dan kesan peserta terhadap tema yang disodorkan. Pelaksanaan sebaiknya digolong-golongkan, sesuai dengan tingkatan usia, pendidikan peserta. Hasil karyanya dapat dipakai untuk pameran atau penghias ruang/gedung sendiri.

Penutup.

Demikian telah kami paparkan beberapa kemungkinan kegiatan untuk lebih menanam kecintaan kita terhadap firman Tuhan.
Meskipun bahan ini disampaikan bertepatan dengan HARI MINGGU KITAB SUCI NASIONAL, namun bukan maksudnya untuk membatasi kegiatan-kegiatan disini pada hari-hari tertentu, tadi. Kegiatan-kegiatan yang diusulkan ini dapat dan seyogyanya dipakai sepanjang tahun. Sebagai penutup kami kutipkan kidung berikut ini:
"Perlihatkanlah kepadaku ya Tuhan.
petunjuk ketetapan-ketetapanMu,
aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.
Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang firmanMu
Aku hendak memeliharanya dengan segenap hati".

Mazmur 119:33-34.



A.S. Hadiwiyata.